Jumat, 25 Desember 2009

MENSIASATI GAMBAR KERJA

Dunia konstruksi pada masa yang saya jalani sudah mengenal teknologi komputer sebagai sarana pembantu jalannya pekerjaan. Salah satu yang tersentuh adalah dalam mengolah gambar kerja. Seperti yang telah saya ulas sebelumnya gambar kerja adalah dasar dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan, sehingga kecepatan dan ketepatan gambar kerja menjadi kuncinya.
Namun, gaya bekerja dalam menggambar belum berubah (setidaknya dari beberapa pekerjaan yang saya ikuti). Kebiasaan dalam menggambar di atas kertas diterjemahkan langsung ke dalam software. Padahal perkembangan komputer sudah sangat maju, sehingga media komputer bukan lagi sebagai pengganti namun juga dapat digunakan sebagai media pengatur (manage).
Beberapa kasus yang sering terjadi adalah :
1. Menggambar dalam bidang gambar model, sehingga mulai dari gambar yang berskala kecil hingga besar ada di sana. Lengkap dengan anotasi, dimensi dan notasi lainnya. Sebuah gambar denah di buat dalam media tersebut, kemudian detil yang dikembangkan dari denah tersebut ditarik (dicrop) dari denah dan diperbesar skalanya kemudian dijadikan gambar detil. Lengkap dengan anotasi, notasi dan dimensinya.
2. Metode untuk mencetak yang dilakukan oleh metode 1 (satu) di atas adalah dengan menandakan area yang akan diprint, satu demi satu.
3. Skala di atur langsung dari dalam model
4. Setting cetak di atur kemudian, per satu kali cetakan.

Permasalahan yang seringkali terjadi adalah :
Ketika mencetak untuk skala yang lebih kecil atau besar, huruf harus disetting ulang, dan berulang
Ketika ada editing yang berkaitan mulai dari gambar lay out hingga ke detil, maka gambar yang harus diubah lebih banyak, seperti halnya menggambal di atas kertas
Mencetak beberapa gambar harus berulang-ulang, setting perlu di perhatikan kembali setiap kali harus mencetak.

Untuk menghindari hal tersebut, saya beserta tim melakukan hal sebagai berikut :
1. Sebagai dasar gambar kami tetap menggambar di dalam model. Namun untuk kepentingan pencetakan kami menggunakan lay out, yang sudah kami setting sebelumnya.
2. Gambar detil kami lakukan langsung pada gambar lay out, denah atau gambar skala besar yang dijadikan acuan. Sehingga perubahan hanya dilakukan pada satu atau dua gambar saja.
3. Dimensi, anotasi, dan notasi dilakukan di lay out.

Keuntungan yang kami dapat saat itu adalah kecepatan menggambar kami meningkat dengan mutu gambar yang lebih baik. Ketidaksesuaian gambar bisa kami kurangi, dan pencetakan dilakukan lebih cepat. Selain itu secara tidak langsung kami mencoba untuk memanage file gambar kami.

Sabtu, 19 Desember 2009

MENSIASATI BIAYA K3

Biaya K3 yang seringkali membengkak adalah biaya pembelian alat K3, penggantian piranti yang hilang oleh para pekerja, dan bengkaknya biaya kebersihan di lapangan. Mengingat hal tersebut selalu terjadi di beberapa lokasi pekerjaan, maka di lokasi ini, kami merencanakan program untuk mensiasati hal ini :
1. Kepada Sub Kont dan Mandor atau pihak-pihak ketiga yang bekerja di lingkungan kerja kami, harus mengikuti program k3 sehingga keseragaman pun harus diikuti. Keluhan mengenai biaya harus ditanggung kami coba pecahkan dengan sistem pinjam. Artinya kelengkapan yang kami berikan adalah pinjaman dari kami kepada pihak tersebut yang harus dikembalikan ketika pekerjaan sudah selesai. Dengan pencatatan yang kontinu dan tertulis kami mendata alat yang kami keluarkan. Jika sebelum saatnya sudah hilang/rusak secara semestinya, maka pihak yang menghilangkan/merusak wajib menggantinya baik dengan cara membeli sendiri atau kami belikan dengan dipotong hasil opname. Alat tersebut menjadi milik kami karena yang sebelumnya sudah di hilangkan.
2. Untuk penggunaan, maka setiap hari alat tersebut wajib dikembalikan yang jika tidak dilakukan maka menjadi tanggung jawab sang pemegang.
3. Untuk kebersihan, maka sebelum pembayaran dilakukan harus ada pernyataan bersama yang mengungkapkan bahwa area kerja mereka sudah bersih dan teratur.
4. Ketegasan antar tim dikukuhkan, dengan dukungan penuh pihak manajemen terhadap komitmen ini.

Rencana tersebut sesungguhnya dalah pengalam dari pihak lain yang coba kami terapkan di lingkungan kerja kami dengan harapan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.