Selasa, 29 Mei 2012

Alternatif untuk Bidang Vertikal

Perkembangan dunia bahan bangunan sudah sangat pesat. Begitu banyak alternatif bahan bangunan, untuk struktur, arsitektural bahkan ornamental, seringkali malah menyebabkan kebingungan baru. Dulu bingung mau tidak ada pilihan, sekarang bingung karena banyak pilihan.
Tak terkecuali juga mengenai bahan bangunan untuk bidang vertikal, khususnya bagian dalam. Berikut catatan saya untuk bahan bangunan jenis ini :
1. Batu alam. Bahan bangunan yang sudah sangat lama digunakan. Diambil dari alam dan dipahat sesuai dengan kebutuhan untuk kemudian dipasang pada posisi yang diinginkan. Keuntungannya adalah dinding yang dibuat adalah dinding struktural, sehingga tidak perlu lagi memikirkan tentang struktur khusus. Kekurangannya adalah jelas sangat sulit dikerjakan. Untuk bangunan yang sederhana saja bisa membutuhkan waktu tahunan untuk menyelesaikannya. Kemudian material yang akan semakin sulit didapat karena sangat bergantung pada ketersediaan alam, dan karena dinding struktur maka tentunya tidak boleh membuat bukaan yang terlalu banyak atau terlalu lebar dalam satu dinding.

2. Batu bata. Material yang ditemukan setelah ditemukannya teknologi tembikar, tergolong tua dan lama digunakan. Perkembangan teknologi membuat kekuatan batu bata semakin lebih baik dan presisi, walau tentunya untuk mendapatkan material jenis ini memerlukan biaya ekstra. Setelah ditemukannya beton, batu bata yang digunakan saat ini lebih berfungsi pada dinding pengisi. Sehingga kekuatan yang dimilikinya untuk menahan bebanya sendiri dan plester aci yang menempel padanya. Saat ini banyak sekali pengerajin batu bata, sehingga suplai untuk jenis ini sangat banyak. Masih dipandang bahan yang paling efisien digunakan.

3. Batako. Bahan semen dan pasir yang dipadatkan kemudian dikeringkan untuk mendapatkan kekuatannya. Dinilai sebagai alternatif penggunaan batu bata, dan karena dimensinya yang lebih besar penggunaannya dapat lebih efisien. Dengan rongga udara di tengahnya, menjadi insulasi panas sendiri dan juga menghemat material untuk ketebalan dinding yang sama. Lebih presisi dari bata, pengerjaan lebih mudah, dan bisa lebih murah dari bata, ringan di struktur dan kerapihan yang bisa lebih dijaga daripada batu bata adalah keunggulan material ini. Kekurangannya hanya ada anggapan bahwa material ini digunakan pada bangunan yang dinilai murah.

4. Gypsum/GRC. Yang sebenarnya adalah lembaran papan yang dirangkaikan pada rangka yang sudah disusun sebelumnya. Untuk pemisah sementara sangat mudah dan murah, tidak merepotkan dan jika dibutuhkan dapat dirubah dengan segera tanpa merusak struktur. Kelemahannya adalah sangat rentan untuk dirusak. Sehingga sangat disarankan jika diperlukan ruangan yang privasi tidak menggunakan material ini. Namun, sekali lagi, untuk ruangan-ruangan yang fungsi hampir sama sangat fleksibel menggunakan material ini.

5. AAC, atau bata ringan. Material yang sedang booming saat ini karena kekuatannya seperti bata namun sangat ringan, bisa digunakan untuk sisi luar maupun sisi dalam. Mudah pengerjaannya seperti batako, bisa lebih rapi, ringan sehingga bisa memperkecil dimensi struktur dan bahkan jika pengerjaannya sangat rapi, hanya diperlukan lapisan plester dan aci yang sangat tipis, yang berarti menghemat biaya konstruksi. Untuk wilayah kota besar, jenis material ini sudah sangat mudah ditemukan. Kekurangannya? yang pernah ditemukan adalah sifatnya yang menyerap air, sehingga harus hati-hati dalam pengerjaan akhirnya karena kalau dipaksakan dalam keadaan basah, maka noda basah masih dapat terlihat.

Pilihan material dapat ditentukan dari kebutuhan dan tentunya budget yang ditetapkan. Selain itu yang lebih penting pelaksanaan kerja yang baik juga akan tetap menentukan perbedaan besar antar masing-masing material. Selamat memilih. Semoga berguna.

Tidak ada komentar: