tag:blogger.com,1999:blog-47313523058192518652024-02-07T15:05:40.258+07:00Konstruksi PlusMaterial, Alat bantu, Metode, Berita-berita dan lainnya tentang konstruksi diulas di sini.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.comBlogger33125tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-61882792321238213172013-10-21T18:59:00.001+07:002013-10-21T18:59:09.826+07:00SALAH HITUNG<p>Baru saja dapat kabar ada salah hitung dalam jumlah karpet dan wallpaper. Sebenarnya sih wajar, tapi ketika kontrak sudah ditandatangani menjadi tidak etis. Umumnya pada saat mencoba mendapatkan pekerjaan maka akan berlomba untuk menjadi yg terendah. Tapi ketika sudah ditunjuk, mulai mengeluh kurang sana dan sini. Mau gentle? Pilihan terakhir sepertinya.<br>
Perhitungan volume pekerjaan sebenarnya hanya menggunakan fungsi matematika sederhana. Namun, perlu lebih teliti lagi mengenai kuatitas yg dihitung. Seperti dinding. Ada bagian yg tertutupi ada yg tidak. Perlu diperhatikan dengan baik. Jangan remehkan bagian tekukan yg kecil-kecil. Karena sering yg kecil-kecil ini ketika banyak malah akan merepotkan.<br>
Juga perhitungan alur sesuai yg inginkan. Jangan tergoda pada perhitungan yg mau mudahnya saja, padahal menjerumuskan. Ada pengalaman dari sebuah perusahaan yg terlibat dalam pembangunan sebuah gedung. Mereka menghitung panjang pipa tidak melihat jalur pipanya. Sehingga ketika sadar mereka segera mengeluh. Padahal dalam sidang klarifikasi sudah ditanyakan kembali. Namun tetap pada pendiriannya. Ketika negosiasi tambah biaya, perusahaan tersebut kabur dan hilang entah kemana. <br>
Dampaknya jelas, dari salah hitung tersebut, nama bail perusahaan dan pengusaha menjadi jelek. So, hati-hati dalam menghitung.</p>
Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-85723560779341583672012-05-29T14:44:00.004+07:002012-05-29T14:44:51.572+07:00Alternatif untuk Bidang VertikalPerkembangan dunia bahan bangunan sudah sangat pesat. Begitu banyak alternatif bahan bangunan, untuk struktur, arsitektural bahkan ornamental, seringkali malah menyebabkan kebingungan baru. Dulu bingung mau tidak ada pilihan, sekarang bingung karena banyak pilihan.<br />
Tak terkecuali juga mengenai bahan bangunan untuk bidang vertikal, khususnya bagian dalam. Berikut catatan saya untuk bahan bangunan jenis ini :<br />
1. Batu alam. Bahan bangunan yang sudah sangat lama digunakan. Diambil dari alam dan dipahat sesuai dengan kebutuhan untuk kemudian dipasang pada posisi yang diinginkan. Keuntungannya adalah dinding yang dibuat adalah dinding struktural, sehingga tidak perlu lagi memikirkan tentang struktur khusus. Kekurangannya adalah jelas sangat sulit dikerjakan. Untuk bangunan yang sederhana saja bisa membutuhkan waktu tahunan untuk menyelesaikannya. Kemudian material yang akan semakin sulit didapat karena sangat bergantung pada ketersediaan alam, dan karena dinding struktur maka tentunya tidak boleh membuat bukaan yang terlalu banyak atau terlalu lebar dalam satu dinding.<br />
<br />
2. Batu bata. Material yang ditemukan setelah ditemukannya teknologi tembikar, tergolong tua dan lama digunakan. Perkembangan teknologi membuat kekuatan batu bata semakin lebih baik dan presisi, walau tentunya untuk mendapatkan material jenis ini memerlukan biaya ekstra. Setelah ditemukannya beton, batu bata yang digunakan saat ini lebih berfungsi pada dinding pengisi. Sehingga kekuatan yang dimilikinya untuk menahan bebanya sendiri dan plester aci yang menempel padanya. Saat ini banyak sekali pengerajin batu bata, sehingga suplai untuk jenis ini sangat banyak. Masih dipandang bahan yang paling efisien digunakan.<br />
<br />
3. Batako. Bahan semen dan pasir yang dipadatkan kemudian dikeringkan untuk mendapatkan kekuatannya. Dinilai sebagai alternatif penggunaan batu bata, dan karena dimensinya yang lebih besar penggunaannya dapat lebih efisien. Dengan rongga udara di tengahnya, menjadi insulasi panas sendiri dan juga menghemat material untuk ketebalan dinding yang sama. Lebih presisi dari bata, pengerjaan lebih mudah, dan bisa lebih murah dari bata, ringan di struktur dan kerapihan yang bisa lebih dijaga daripada batu bata adalah keunggulan material ini. Kekurangannya hanya ada anggapan bahwa material ini digunakan pada bangunan yang dinilai murah.<br />
<br />
4. Gypsum/GRC. Yang sebenarnya adalah lembaran papan yang dirangkaikan pada rangka yang sudah disusun sebelumnya. Untuk pemisah sementara sangat mudah dan murah, tidak merepotkan dan jika dibutuhkan dapat dirubah dengan segera tanpa merusak struktur. Kelemahannya adalah sangat rentan untuk dirusak. Sehingga sangat disarankan jika diperlukan ruangan yang privasi tidak menggunakan material ini. Namun, sekali lagi, untuk ruangan-ruangan yang fungsi hampir sama sangat fleksibel menggunakan material ini.<br />
<br />
5. AAC, atau bata ringan. Material yang sedang booming saat ini karena kekuatannya seperti bata namun sangat ringan, bisa digunakan untuk sisi luar maupun sisi dalam. Mudah pengerjaannya seperti batako, bisa lebih rapi, ringan sehingga bisa memperkecil dimensi struktur dan bahkan jika pengerjaannya sangat rapi, hanya diperlukan lapisan plester dan aci yang sangat tipis, yang berarti menghemat biaya konstruksi. Untuk wilayah kota besar, jenis material ini sudah sangat mudah ditemukan. Kekurangannya? yang pernah ditemukan adalah sifatnya yang menyerap air, sehingga harus hati-hati dalam pengerjaan akhirnya karena kalau dipaksakan dalam keadaan basah, maka noda basah masih dapat terlihat.<br />
<br />
Pilihan material dapat ditentukan dari kebutuhan dan tentunya budget yang ditetapkan. Selain itu yang lebih penting pelaksanaan kerja yang baik juga akan tetap menentukan perbedaan besar antar masing-masing material. Selamat memilih. Semoga berguna.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-47704374574304450132012-05-19T13:19:00.001+07:002012-05-19T13:19:16.415+07:00Keramik LantaiLantai, yg menjadi bidang tempat kita melakukan aktivitas sehari,
<br>banyak memiliki variasi finishingnya. Saat ini yg paling sering
<br>gunakan adalah keramik.
<br>Keramik untuk lantai (karena ada juga keramik untuk dinding)
<br>berdasarkan finishing akhirnya, ada yg polished dan unpolished.
<br>Polished adalah keramik lantai yg diberi lapisan tertentu dan dibuat
<br>menjadi mengkilap. Efeknya jelas membuat lantai terlihat mewah dan
<br>juga mudah dibersihkan. Keramik jenis ini umumnya digunakan pada ruang
<br>interior. Efek kurang baik akibat polished ini adalah permukaannya
<br>menjadi sangat licin jika terkena cairan.
<br>Unpolished, jenis keramik yg lapisan akhirnya tidak dibuat mengkilap.
<br>Jika dirasakan dengan permukaan tangan, terasa kasar. Sifatnya yg
<br>berlawanan dengan jenis polished jika terkena air, menjadikannya cocok
<br>digunakan untuk ruangan luar atau ruangan yg banyak terkena air.
<br>Namun...untuk membersihkannya pun diperlukan usaha ekstra.
<br>Kemudian saat ini dikenal keramik homogenous. Apa yg membedakannya dgn
<br>keramik biasa? Keramik biasa memiliki pinggulan (pinggiran keramik) yg
<br>besar. Sehingga jika dipasang, akan menghasilkan siar yg cukup besar
<br>(krg lebih 5 mm). Sementara keramik homogenous, adalah jenis keramik
<br>yg memiliki pinggulan kecil, yg jika dipasangkan akan menghasilkan
<br>siar yg kecil. Kelebihan dari keramik ini adalah, jika pemasangannya
<br>tepat, maka akan menghasilkan lantai yg terlihat mewah, seperti
<br>menggunakan material granit atau marmer. Selain itu, keramik jenis ini
<br>dapat memiliki dimensi yg besar, lebih dari 60x60 cm pun ada, walau
<br>utk ukuran standarnya pun juga tersedia.
<br>Dari jenis permukaannya, ada jenis keramik flat dan keramik bumpy.
<br>Keramik jenis flat jelas memiliki permukaan yg cenderung rata,
<br>sementara keramik bumpy memiliki permukaan yg berkontur. Maksud dari
<br>permukaan yg bertekstur ini adalah untuk menghasilkan kesan natural
<br>dan mencegah permukaan jadi licin.
<br>Nah, tentukanlah hasil yg dinginkan sebelum memutuskan membeli
<br>keramik. Tinjau kegunaan dan fungsinya. Setelah itu, tentukan pilihan
<br>warnanya dan juga pola yg ingin dihasilkan. Selamat memilih.
<br>Terima kasih. Semoga berguna. Salam.
<br>
<br>--
<br>Sent from my mobile device
<br>
<br>Regards,
<br>
<br>Anom KurniaAnom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-77203348555588735202012-05-18T20:46:00.001+07:002012-05-18T20:46:04.968+07:00Gambar TeknisSaat sedang mengerjakan gambar teknis untuk sebuah desain gerbang perumahan, saya memperhatikan cara menuangkan ide mereka terhadap desain yang mereka buat. Memang selain, pengalaman konstruksi yang masih sedikit, juga cara menyajikan sebuah gambar kerja menjadi perhatian saya. Ingatan saya kembali pada waktu masa pendidikan saya dan masa kerja ketika terlibat dalam bagian engineering.<br />
Gambar kerja adalah gambar yang dibuat untuk menjelaskan bagaimana sebuah ide dapat diwujudkan secara nyata. Kaitan dengan diwujudkan secara nyata, maka perlu dipertimbangkan mulai dari bagaimana desain tersebut dapat dibuat oleh teknologi yang ada, juga penggunaan material yang ada di lapangan. Gambar ini yang akan membedah sebuah desain sehingga wujudnya tidka jauh dari bayangan sang desainer.<br />
Umumnya gambar kerja ini diawali dengan denah, atau sebuah pandangan terhadap desain itu dari atas. tegak lurus dan bukan perspektif. Kemudian tampak, depan dan samping. Kemudian potongan. tidak ada yang sulit dalam mengerjakannya, hanya memerlukan imajinasi dari sang penggambar (drafter) terhadap desain yang dibuat designer. Dalam mengimajinasikannya ini lah yang harus tertuang dalam gambar. Gambar mampu menunjukkan mana garis yang real tercipta atau garis maya. Mana garis yang lebih atas atau lebih depan dari yang lain. Sehingga walau dibuat secara dua dimensi tapi juga menciptakan efek tiga dimensi tanpa harus ada bantuan bayangan atau perspektif.<br />
Gambar potongan adalah gambar yang dibuat jika seolah-olah desain itu dibelah berdasarkan garis acuan potong yang disajikan. Dengan potongan ini, seharusnya tertera dengan jelas, bagaimana bentuk sesungguhnya desain tersebut, kandungan yang dimiliki, dimensi dan lainnya yang terkait dengan hasil akhirnya. Misal, jika sebuah bentuk lingkaran dipotong, maka dari gambar tersebut akan jelas terlihat bagaimanakah lingkaran tersebut dibentuk. Apakah dibentuk secara masif atau merupakan sebuah kulit yang memiliki ketebalan tertentu? Terbuat dari sebuah batu yang dipahat, beton yang dicor atau sebuah material kaca yang dibentuk menjadi lingkaran? Ditopang oleh struktur yang bagaimanakah? apakah sebuah rangka yang memiliki jarak tertentu atau sebuah wiremesh seperti kawat yang terangkai satu sama lain? dan berbagai pertanyaan lainnya. Gambar potongan pun tidak asal memotong saja, namun sedemikian rupa sehingga mampu menjelaskan lebih banyak mengenai desain tersebut. Umumnya potongan yang sederhana adalah potongan memanjang dan melintang.<br />
Jika dengan kedua gambar tersebut belum cukup jelas, maka muncul gambar-gambar detail. Sudah barang tentu gambar ini menjelaskan lebih rinci mengenai desain yang dimaksud. Skala yang digunakan pun seringkali skala-skala yang besar.<br />
Seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam ke semua gambar, tebal tipis garis sangat membantu menjelaskan bentuk desainnya dan membuat gambar lebih rapi dan bisa dibaca dengan baik. Juga bentuk tulisan, penempatannya dan rujukannya.<br />
Pada masa sebelum menggambar dengan AUTOCAD, memerlukan waktu ekstra untuk menghasilkan gambar-gambar teknis ini dengan baik. Seharusnya dengan digunakannya AUTOCAD, mampu mempercepat dan memperbaiki gambar teknis yang dihasilkan. Mainkan lineweight dan widht (dalam polyline) untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Gunakan lay out semaksimal mungkin untuk merapihkan gambar. Layer untuk memisahkan satu garis dengan garis lainnya. Sebelum plot, luangkan waktu untuk mem-preview-nya terlebih dahulu sekedar mengecek bahwa hasilnya sudah sesuai yang kita inginkan.<br />
Latihan dan latihan adalah cara yang tepat untuk melatih menghasilkan gambar kerja yang baik.<br />
Terima kasih. Semoga berguna.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-51846129992946727442012-05-17T12:23:00.001+07:002012-05-17T12:23:22.384+07:00WaterproofingHari ini, saya mengantar anak saya berenang ke sebuah kolam renang
<br>lokal. Memperhatikan jumlah air yg sebanyak itu, membuat saya teringat
<br>kembali pada pekerjaan pembuatan kolam renang beberapa waktu silam di
<br>sebuah apartement di Jakarta. Selain masalah struktur, mempertahankan
<br>volume air sebanyak itu pun jadi perhatian. waterproofing, itulah
<br>pekerjaan yg kemudian muncul.
<br>Waterproofing secara mudah dijelaskan sebagai bentuk pekerjaan untuk
<br>mencegah air merembes ke luar wadahnya, tujuannya bermacam-macam :
<br>agar ruang dibawahnya kering selalu, seperti bangunan yg memiliki dak
<br>beton sebagai atapnya, mencegah rembes akibat hujan, atau yg ekstrem
<br>seperti membangun kolam renang di atas sebuah struktur bangunan.
<br>Bagaimana caranya? Metode umum yg digunakan ada yg integrated,
<br>maksudnya material waterproofing sudah termasuk dalam material
<br>struktur nya. Yang kedua metode pelapisan, dimana waterproofing
<br>dilakukan setelah material struktur selesai.
<br>Dengan metode yg kedua pun memiliki dua cara yg berbeda, yaitu dengan
<br>metode coating dan metode membrane.
<br>Metode coating adalah metode waterproofing yang memberi aplikasi
<br>lapisan waterproof pada bidang yg diinginkan dgn material seperti
<br>halnya cat. Untuk memperoleh hasil yg diinginkan harus ditunggu
<br>beberapa saat hingga lapisan tersebut berubah bentuk menjadi membran
<br>yg tipis. Metode ini memiliki kelebihan dimana lapisan waterproof yg
<br>tipis memberi keleluasaan pada aplikasi finishingnya. Namun juga
<br>memiliki kelemahan dimana sangat tergantung pada keketelitian sang
<br>aplikatornya dalam menemukan dan melapisan bagian, bagian yg sulit
<br>diaplikasikan karena metode ini mengikuti bentuk akhir dari struktur
<br>yg diberikan.
<br>Metode membrane menggunakan lembaran waterproofing sebagai
<br>materialnya, seperti layaknya karpet. Sebelum adanya metode coating,
<br>metode ini sering digunakan. Lembaran waterproofing dibetangkan diatas
<br>bidang struktur yg ingin diberi lapisan waterproof. Pekerjaannya tidak
<br>membutuhkan ketelitian yg lebih tinggi dari metode coating, karena
<br>lembaran akan membentuk wadah sendiri sebagai bidang waterproof nya.
<br>Namun tebalnya lapisan membran ini memerlukan pemikiran tersendiri
<br>jika ada lapisan finishing lagi di atasnya, misalnya terkait pada
<br>finish floor level nya.
<br>Saat ini, utk tingkat eceran sudah banyak produk waterproofing dalam
<br>bentuk coating. Ikuti petunjuk dalam kemasan waterproof yg ada untuk
<br>memperoleh hasil yg diinginkan.
<br>Terima kasih, semoga berguna. Salam.
<br>
<br>--
<br>Sent from my mobile device
<br>
<br>Regardsi,
<br>
<br>Anom Kurnia
<br>Molore Site, Molore, North Konawe
<br>South East SulawesiAnom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-32703672475466891022012-01-07T10:04:00.002+07:002012-01-07T10:22:26.300+07:00Balboa's Inspirational Speech<div>Selagi menonton Rocky Balboa ke VI, saya mendengar kata-kata yang memberi inspirasi ini :</div><div><br /></div><div><span >The world is not sunshine and rainbow.</span></div><div><span >It is very mean and nasty cruel place, I don't care how tough you are it will beat you to your knees and keep it permanently if let it.</span></div><div><span >You, me or nobody is gonna hit as hard as life. But it is not about how hard you hit, It's abaout how hard you can get hit and keep moving forward. </span></div><div><span >How much you can take and keep moving forward.</span></div><div><span >THAT'S HOW WIN IS DONE !!!!</span></div><div><span >Now, if you know what you're worthed, go on and get what you're worthed.</span></div><div><span >But you get to be willing to take the hit, dan stop pointing finger and say you ain't wanna be what you wanna be because of him, her or anybody.</span></div><div><span >COWARDS DO THAT AND THAT AIN'T YOU!!!! YOU ARE BETTER THAN THAT !!!!</span></div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-36284682064693619252012-01-02T12:27:00.000+07:002012-01-02T12:28:33.898+07:00Dahlan Iskan vs Koruptor = Dahlan Iskan vs Dinosaurus?----- dari email -------<br /><br />OPINI | 21 December 2011 | 11:553668 33 1 dari 1 Kompasianer menilai aktual<br /><br />Drama baru kasus perang melawan koruptor kelas dinosaurus akan kembali kita saksikan lagi!<br />Setelah Menteri BUMN Dahlan Iskan dalam keterangan persnya kemarin (20/12/2011) menginformasikan bahwa ada pihak swasta yang hendak merampas kembali proyek jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Out Ring Road / JORR) dari tangan Jasa Marga. Padahal mereka itu dalam kasus proyek jalan tol yang sama telah merampok uang negara sebanyak dua kali dalam jumlah triliunan rupiah. “Sekarang, mereka itu mau melakukannya yang ketiga kalinya. Saya akan lawan sekuat tenaga saya!,” kata Dahlan Iskan.<br />Siapakah pihak swasta yang dimaksud Dahlan Iskan?<br />Tidak seperti pejabat tinggi negara lainnya yang biasanya kalau merilis suatu informasi kasus korupsi seperti ini, tidak berani terbuka menyebut nama, atau hanya memberi informasi yang mengambang, Dahlan Iskan tanpa ragu menyebut nama yang dimaksud. Nama itu adalah Djoko Ramiadji, mantan Direktur PT Marga Nurindo Bhakti, yang pernah diperiksa pihak Kejaksaan terkait kasus korupsi di proyek JORR tersebut.<br />Kronologis perampokan uang negara dalam proyek JORR itu berawal pada tahun 1995. Jawa Pos, 21 Desember 2011, menulis antara lain sbb:<br />Kasus itu sendiri bermula dari pembangunan JORR ruas Kampung Rambutan-Pondok Pinang, Taman Mini-Cikunir, dan Harbour Road (Tanjung Priok-Pluit) pada 1995. Kontraktor dua proyek itu adalah konsorsium Hutama Yala, perusahaan patungan PT Hutama Karya (Persero) dan PT Yala Perkasa Internasional milik Siti Hardiyanti Rukmana.<br />Perusahaan tersebut lantas berutang pada BNI Rp 2,5 triliun. Namun, hanya sekitar Rp 1 triliun yang digunakan untuk pembangunan tol. Kredit ini pun akhirnya macet dan aset-aset perusahaan diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). “Artinya, mereka merampok uang negara yang sedemikian besar,” kata Dahlan.<br />Perampokan uang negara kembali terjadi ketika Hutama Karya menerbitkan commercial paper (CP) atau medium term notes (MTN) senilai total Rp 1,2 triliun pada 7 Oktober 1997 untuk membiayai proyek JORR ruas Taman Mini-Pondok Pinang yang dikelola PT Marga Nurindo Bhakti (Djoko Ramiadji-Siti Hardiyanti Rukmana).<br />Surat berharga tersebut terbit tanpa sepengetahuan komisaris Hutama Karya. Akibatnya, Hutama Karya dibebani utang, padahal uangnya tidak pernah diterima perseroan. “Uangnya juga tidak digunakan untuk membangun tol, tapi jatuh ke oknum-oknum itu juga,” terang Dahlan.<br />Kejaksaan menyidik kasus tersebut dan akhirnya menjerat Dirut Hutama Karya Tjokorda Raka Sukawati dengan hukuman penjara satu tahun dan penanggung jawab Hutama Yala, Thamrin Tanjung, dengan pidana penjara dua tahun. Kasus ini sempat menjadi kontroversi saat Jaksa Agung M.A. Rahman, ketika itu, menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3) untuk tersangka Djoko Ramiadji, pemilik PT Marga Nurindo Bhakti, pada 11 Juni 2003.<br />Saat ini, kata Dahlan, pihak swasta itu kembali ingin mengambil alih jalan tol yang kini dikelola Jasa Marga. Setelah asetnya disita BPPN, jalan tol tersebut kemudian diserahkan ke pemerintah. Lalu, oleh Kementerian PU diserahkan ke Jasa Marga pada 1998.<br />Setelah itu, Jasa Marga sebagai pengelola sudah mengeluarkan uang Rp 500 miliar untuk membayar utang-utang pihak swasta serta menambah investasi triliunan lagi untuk menyambung jalan tol tersebut. “Lha, masak sekarang mau diambil lagi. Ini bisa jadi perampokan yang ketiga kalinya. Mungkin mereka ngiler dengan omzet jalan tol itu yang per harinya mencapai Rp 1 miliar. Saya akan lawan ini,” tegasnya.<br />—<br />Yang akan dihadapi Dahlan Iskan kali ini bukan hanya lawan berat, tetapi sangat, sangat berat. Karena ini menyangkut langsung nama “tertuduh utama”, Djoko Ramiadji yang adalah besan dari Hatta Rajasa.<br />Hubungan kebesanan tersebut terjadi dalam pernikahan putra Hatta Rajasa, Mohamad Reza Ihsan Rajasa dengan drg. Oktiniwati Ulfadarah, putri dari pasangan Djoko Ramiadji dan Merinda Rubiyanti, anak pengusaha kosmetik Mooryati Soedibyo.<br /><br />Pernikahan putra hatta Rajasa dengan Putri Djoko Ramiadji, berlangsung selama 10 hari (28 Mei - 6 Juni 2009) (Sumber: Rizki/RUMGAPRES/jpnn.com)<br />Pernikahan tersebut sendiri berlangsung sampai 10 hari, yakni dari tanggal 28 Mei sampai dengan 6 Juni 2009. Bisa dibayangkan bahwa betapa istimewanya hubungan kedua keluarga ini.<br />Hatta Rajasa bukan hanya adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, tetapi juga adalah besan dari Presiden SBY, Ketua Umum PAN, dan telah secara resmi dinyatakan oleh PAN sebagai bakal calon presiden 2014. Hatta Rajasa adalah orang yang berada paling dekat dengan lingkaran kekuasaan yang dipegang oleh Presiden SBY, yang juga adalah besannya.<br />Dahlan Iskan boleh-boleh saja mengatakan bahwa kasus ini tidak ada kaitannya dengan Hatta Rajasa. Tetapi apakah Hatta Rajasa juga akan mengatakan hal yang sama?<br />Semua orang tahu bagaimana hukum di Indonesia ketika harus berhadapan dengan seseorang yang mempunyai koneksi yang erat dengan pusat kekuasaan.<br />Apakah kita bisa percaya bahwa kasus hukum Kementerian BUMN vs Djoko Ramiadji ini kelak akan berjalan murni hukum tanpa intervensi dan pengaruh dari pihak besan Djoko Ramiadji tersebut?<br />Apalagi jika kasus ini sampai melebar ke kasus pidana dan penyidikan oleh Kejaksaan. Apakah Hatta Rajasa akan diam saja membiarkan proses hukum murni berjalan terhadap besannya itu? Ataukah dia akan belajar dari pengalaman SBY dalam “menangani” besannya, terpidana kasus korupsi Bank Indonesia, Aulia Pohan itu?<br />Besarnya power dan pengaruh kuat seorang Djoko Ramiadji sudah terlihat, ketika dalam proses hukum terhadap dirinya pada 2003. M.A. Rahman, Jaksa Agung waktu itu melakukan tindakan yang kontraversial dan menimbulkan banyak tanya publik, yakni tiba-tiba menerbitkan Surat Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap Djoko.<br />Apakah Basrief Arief, Jaksa Agung yang sekarang akan lebih berani daripada M.A. Rahman untuk berhadapan dengan Djoko Ramiadji (dan bekingnya?)?<br />Mudah-mudahkan kekhawatiran kita tidak akan menjadi kenyataan, bahwa besan Djoko, Hatta Rajasa akan diam-diam mengintervensi kasus ini. Dengan kekuatan dan pengaruh politiknya saat ini, Hatta Rajasa bisa saja melakukannya, kalau di menghendakinya. Bilamana perlu memanfaatkan juga hubungan kebesanannya dengan Presiden SBY.<br />Hal yang terburuk akan terjadi, jika SBY dengan kekuasaan yang ada padanuya, misalnya, dengan alasan kesehatan, Dahlan Iskan diberhentikan dari jabatannya sebagai Menteri BUMN.<br />Semoga hal terburuk seperti ini, atau sejenisnya tidak bakal terjadi dalam kasus perang antara Kementerian BUMN di bawah komando Dahlan Iskan dengan Djoko Ramiadji ini.<br />Mudah-mudahan kali ini Dahlan Iskan akan sukses mengalahkan perampok uang negara. Seperti suksesnya dia dalam bisnis media massa di Grup Jawa Pos, sebagai Dirut PLN, dan kini sebagai Menteri BUMN.<br />Mari, kita semua dukung dan doakan! ***Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-46192168290507327102011-06-04T23:45:00.003+07:002011-06-04T23:51:48.487+07:00ExcavatorExcavator atau sering juga di sebut backhoe, adalah alat berat yang sering dipakai untuk persiapan lahan<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 158px; height: 118px;" src="http://www.komatsu.com/ce/products/images/photo_01.jpg" border="0" alt="" /> terutama yang berhubungan dengan galian. Salah satu produsen alat berat ini adalah Komatsu.<div><div>Untuk berbagai </div><div>keperluan dan juga efisiensi kerja, perlu diperhatikan panjang len</div><div>gan, besarnya bucket dan juga tidak kalah penting adalah dimensi mesin itu sendiri. Berikut adalah link untuk mengetahui berbagai jenis dan ukuran excavator yang diproduksi oleh Komatsu. Untuk produsen lainnya tentunya akan berbeda spesifikasi.</div><div><br /></div><div>link nya adalah : http://www.komatsu.com/ce/products/crawler_excavators.html</div></div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-85055904084306422822010-08-29T10:23:00.003+07:002010-08-29T10:48:18.203+07:00CRAWLER CRANE<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjncRhrwo2JokHisg-Ajuylq6uPEVMhOV1vAZicjoX6j2uj_KVpLpaDBGQENQOPIHIAB5u7yasEcZRJxO9D7PtLMdApcYQHN2gi8O4zoLegUbd6DTi7uUvxDUDnm6kEDgqibUVsX5wPr45k/s1600/crawler+crane-file+kecil.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 213px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjncRhrwo2JokHisg-Ajuylq6uPEVMhOV1vAZicjoX6j2uj_KVpLpaDBGQENQOPIHIAB5u7yasEcZRJxO9D7PtLMdApcYQHN2gi8O4zoLegUbd6DTi7uUvxDUDnm6kEDgqibUVsX5wPr45k/s320/crawler+crane-file+kecil.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5510672852646737922" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR7adF8k6Q-vzBW8zDCTylP2F8JGKfAk_5m48uTQdtydennOpvWvzXWX18PDUjdVGSlL86I0PTBquDNSS5DNk6A7ZcnZB8l0W92buz93NkDo9cmbxY3SXrcqmRtN2tfgLSxOpEXtXzkaQA/s1600/menara(file+kecil%29.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 213px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR7adF8k6Q-vzBW8zDCTylP2F8JGKfAk_5m48uTQdtydennOpvWvzXWX18PDUjdVGSlL86I0PTBquDNSS5DNk6A7ZcnZB8l0W92buz93NkDo9cmbxY3SXrcqmRtN2tfgLSxOpEXtXzkaQA/s320/menara(file+kecil%29.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5510672846483236466" border="0" /></a><br /><br />Setiap kejadian ada hikmahnya. Seperti halnya alat ini, baru tahu setelah pindah ke proyek ini dan mengalami permasalahan alat bantu.<br />Kemi menghadapi kesulitan untuk mengantisipasi laju pekerjaan kami yang terhambat karena struktur tower crane kami. Karena struktur tersebut kami tidak dapat menyelesaikan secara utuh bagian tertentu dari bangunan kami, padahal jadwal sudah semakin mendesak. Pada saat itu kami hanya berpikir untuk memindahkan titik tower crane ke lokasi yang lebih jauh, dan membayangkan pondasi dan dudukan bracing dari tc tersebut. Belum masalah passenger hoist yang ada di sana. Makin bingung.<br />Kemudian rekan kami ada yang berusaha mencari tahu segala macam alat yangtersedia di sekitar proyek kami, dan ada satu pemecahan yang menarik. Yaitu Crawler crane ini.<br />Dari penuturan yang kami dapatkan, crawler ini dapat kami gunakan sebagai pengganti TC dengan pertimbangan :<br />1. Bobot maksimum yang dapat dipikul oleh crawler ini memenuhi kebutuhan kami (kami melihat yang mampu menahan bobot sampai dengan 100 ton)<br />2. Panjang lengan mencukupi untuk kebutuhan area kami (kami butuh sampai dengan 45 meter)<br />3. Yang pasti kami harapkan murni menghilangkan struktur TC dari area sturktur bangunan kami, yang jelas-jelas dipenuhi oleh alat ini. Karena prinsipnya alat ini seperti mobile crane yang bannya adalah tipe ban datar (ban baja). Namun dapat bekerja layaknya TC.<br />4. Proses bongkar dan pasang cepat dan tidak mengganggu pekerjaan.<br /><br />Walaupun begitu ada pertimbangan negatif yang kami dapatkan yaitu :<br />1. Harga sewanya yang cukup mahal.<br />2. Sistem gantungan yang berbeda dengan TC (yang menggunakan dua sling sehinga lebih stabil), tipe ini menggunakan satu sling, sehingga rawan berputar.<br />3. Operator ada di bawah (berbeda dengan TC operatornya ada di atas) sehingga selalu membutuhkan tenaga tambahan karena jarak pandang yangterbatas pada ketinggian crawler tersebut.<br /><br />Keputusan kami tetap menggunakan alat tersebut, karena dengan alat tersebut kami dapat menyelesaikan struktur secara utuh tanpa terganggu proses pasang dan bongkar alat.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-50858997769838036992010-06-28T20:25:00.001+07:002010-06-28T20:31:26.065+07:00Menara ATCdalam sebuah bandar udara terdapat sebuah bangunan yang berfungsi untuk mengawasi jalannya aktivitas penerbangan di bandara tersebut. Bangunan ini biasanya paling tinggi di bandingkan bangunan lainnya di sekitar bandara. Bangunan tersebut biasanya disebut sebaga ATC (Air Traffic Control) Tower, atau menara ATC.<br />Pandangan yang harus bebas mengarah ke arah landasan dan Apron (tempat parkir pesawat) menempatkan menara pada bangunan yang memiliki karakter khusus. Mulai dari denah dalam bangunan yang di utamakan bebas pandang ke segala penjuru arah, kemudian aksesibilitas yang mudah namun hanya dibatasi bahkan hingga ke bagian tanaman yang ada di sekililingnya. Tujuan hanya satu, yaitu memiliki pandangan yang luas ke segala arah bandara.<br />Dalam proses pembangunannya pun memiliki karakter khusus. Kadang dikarenakan sempitnya core di dalam menara tersebut maka sangat sulit untuk melakukan aktivitas konstruksi di dalamnya.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-35912665957240067612010-02-09T21:09:00.003+07:002010-02-09T21:36:34.562+07:00BANGUNAN PRACETAKMembangun sebuah bangunan gedung layaknya menggunakan LEGO? Sedikit menggelitik. Dengan lego kita memang dapat mebuat berbagai bentuk bahkan maket bangunan sekalipun, tapi lego seperti dipahami orang dibuat hanya untuk sebentar saja. Selain itu, dengan sistem lego, dengan meletakkan tonjolan di atas masing-masing bloknya dan bobotnya yang relatif ringan, memungkinkan itu terjadi. Namun jika kita mundur ke belakang maka hal itu bukanlah sesuatu yang baru.<br />Kuil Parthenon di Yunani, dibuat dengan cara menumpuk bebatuan, memilihnya, mengunakan sesuai ukuran dan memahatnya untuk kemudian disusun menjadi sebuah bangunan yng sekarang kira lihat puingnya. Lebih jauh lagi, kaum fir'aun, menumpuk bebatuan dari gunung yang didatangkan dari jauh, satu per satu hingga menjadi bangunan yang sekarang kita lihat. Dan terakhir di negeri sendiri yaitu candi borobudur. Semuanya dibangun dengan membuat bagian-bagian bangunan di luar lokasi pembangunan untuk kemudian dipasang pada lokasi yang sudah direncanakan.<br />Dengan teknologi yang ada saat ini, maka teknik membangun ini menjadi terbuka kembali. Kemajuan di bidang metalurgi menghasilkan baja yang dijadikan tulangan pada struktur bangunan masa kini. Di bagian kimia menghasilkan semen, admixture dan lain sebagainya sebagai material bangunan. Di bidang teknik mesin, hidrolika dan angkutan, kita kenal mobile crane. Sehingga untuk melaksanakan sistem pracetak pun semakin mudah dilakukan.<br />Seperti halnya lego, dengan sistem pracetak, kolom, balok, plat atau bagian lainnya pada sebuah bangunan dibuat di luar lokasi pengerjaan untuk kemudian dipasangkan. Awalnya adalah sebuah bangunan yang sudah direncanakan dipecah menjadi bagian-bagian kecil. Bagian-bagian tersebut dikumpulkan dan diidentifikasi. Setelah itu secara bertahap dan berurutan bagian-bagian tersebut diproduksi. Selanjutnya bagian-bagian tersebut dipasang pada posisi sesuai rencana.<br />Saat ini ada kurang lebih 27 macam sistem pracetak yang dihasilkan oleh putra-putri Indonesia. Salah satunya adalah sistem NINDYA SPIRCON, yang diilhami oleh Bpk. Lutfi Faisal dan saat ini dipegang lisensinya oleh PT. NINDYA KARYA (Persero). Sistem ini membagi struktur bangunan (terutama bagian atas) menjadi tiga bagian utama dan bagian penunjang lainnya. Ketiganya yaitu Kolom, Balok dan Plat. Keunikan sistem ini ada pada sistem sambungan antara balok dan kolom, serta kolom dan kolom dimana sistem ini menggunakan besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga meyerupai coil atau per, yang disebut sebagai spiral. Spiral ini yang menghubungkan pembesian antara bagian-bagian bangunan ini untuk kemudian digrout. Plat lantai diletakkan di atas balok yang sudah disusun tadi. Beberapa bangunan rumah susun sudah didirikan dengan menggunakan sistem ini. Salah satunya di Pinang Elok, Jakarta. Pengembangan untuk menjadikan sistem ini menjadi lebih baik masih dilakukan dengan harapan sistem ini dapat menjadi salah satu sistem yang dapat diandalkan dalam mendirikan bangunan gedung, tidak hanya hunian namun jenis lainnya.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-29799006934049799242010-01-02T14:49:00.004+07:002010-01-02T14:57:57.240+07:00Now Introducing the Burj DubaiKUTIPAN DARI ARCHITECTURAL RECORD<br /><br />By Tim McKeough<!-- InstanceEndEditable --> <!-- InstanceBeginEditable name="first paragraph" --> <p>Dubai has made headlines in recent weeks for its financial woes, and many are saying this once-booming desert metropolis has gone bust. But the emirate does have something to celebrate: The Burj Dubai, the world’s tallest building, is due to officially open on January 4. </p> <!-- InstanceEndEditable --> <div id="articleExtras"> <div id="captionA"> <div id="photoA"><!-- InstanceBeginEditable name="imageA" --><img src="http://archrecord.construction.com/news/images/091222burj_dubai.jpg" alt="The Burj Dubai, the world’s tallest building, is due to officially open on January 4." width="300" height="250" /><!-- InstanceEndEditable --></div> <div class="photoCredit"><!-- InstanceBeginEditable name="photoCredit" -->Photo courtesy SOM<!-- InstanceEndEditable --></div> <div><!-- InstanceBeginEditable name="caption" -->The Burj Dubai, the world’s tallest building, is due to officially open on January 4. <!-- InstanceEndEditable --></div></div> <!-- BEGIN RATE PROJECT INFO --> <div id="rate"> <!--<div style="float:right;"><em class="photoCredit"> sponsored by: <br /> <img src="/images/logo.jpg" width="88" height="31" align="absmiddle" /> </em></div> --> <strong></strong> <span class="Ratings_Heading"></span> </div> <!--END RATE PROJECT INFO --></div><!-- InstanceBeginEditable name="Rest of Article content" --> <p>Precisely how many feet this superlative tower rises into the sky remains a mystery. “The final height is still being guarded closely,” says George Efstathiou, FAIA, managing partner in charge of the project at Skidmore, Owings & Merrill. “We’re bound to keep it a secret.” </p> <p>The skyscraper is widely believed to be 2,684 feet tall, but recent changes to the way the Council on Tall Buildings and Urban Habitat measures building height complicates such estimates. Still, regardless of final calculations, the Burj Dubai will rise considerably higher than Taiwan’s 1,667-foot-tall Taipei 101, which opened in 2004 and has held the record for the world’s tallest building in terms of “height to architectural top.” </p> <p>Situated in the city center, the roughly 160-story Burj Dubai will consist primarily of luxury apartments, office space, and an Armani Hotel. Encompassing more than 3 million square feet above grade, with an additional 2 million square feet below, the tower was built with some 327,000 cubic yards of concrete and 35,700 metric tons of rebar. At the peak of design activity, SOM had a team of 100 employees dedicated to the project in its Chicago office, along with a handful in Dubai. </p> <p>The tower was originally scheduled to be completed in 2008, but developer Emaar pushed the date back several times in response to height modifications, construction worker strikes, and changes to interior finishes. “The obstacles were nothing more than normal” for a supertall tower, Efstathiou reports, noting that in terms of structure, the building was on solid footing from the beginning due to its Y-shaped base. He adds that although the tower will formally open in January, “polishing” work will continue for a few months. </p> Efstathiou says his team’s excitement has escalated in recent months, as the building nears completion. But he adds, “There’s also some sadness that this journey we’ve been on for over six years is now coming to an end.”Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-10325907440848580062010-01-02T14:22:00.002+07:002010-01-02T14:26:33.946+07:00Blair Kamin: SOM Chicago Thinks and Acts BigLEARN FROM THIS<br /><br />di kutip dari site Architectural Record<br /><br /><span class="byline">Chicago Tribune </span> <div id="textSize">Text size: <a href="javascript:void(0);" onclick="'changetext(" id="textSmaller" class="current">A</a><a href="javascript:void(0);" onclick="'changetext(" id="textLarger">A</a></div> <div id="articleBodyText" class=""><p>By Blair Kamin, TRIBUNE CRITIC </p> <p> It is fitting that 2009's Chicagoans of the Year in architecture are in the Chicago office of Skidmore, Owings & Merrill (SOM). This was the year when Chicago celebrated the 100th anniversary of Daniel Burnham and Edward Bennett's Plan of Chicago -- and, with it, the notion that big plans can achieve spectacular payoffs for a city's quality of life. Few mega-firms do big buildings and big plans as consistently well as this one. </p> <p> SOM Chicago demonstrated that attribute this year on multiple fronts, most notably the Trump International Hotel & Tower, the tallest American skyscraper since 1974, and its award-winning plans for the expansion of Chicago's downtown river walk and the city's unsuccessful bid to host the 2016 Summer Olympics. </p> <p> On Jan. 4, the biggest of its big projects can be expected to grab the world's attention with the opening ceremonies for the Burj Dubai, the world's tallest building. The thin, mixed-use skyscraper rises half a mile into the sky above Dubai, the debt-ridden city-state of the United Arab Emirates. </p> <p> Its other major offices in New York and San Francisco, SOM was founded in 1936 by Louis Skidmore and Nathaniel Owings, who helped plan Chicago's Century of Progress Exposition of 1933-34. (The third name partner, John Merrill, joined them in 1939.) As architectural historian Henry-Russell Hitchcock once observed, SOM was the first firm to apply the principles of modern American management to the spare, "less is more" architecture of European modernism. At its best, that synthesis produced such midcentury modernist icons as the glistening Inland Steel Building and the X-braced John Hancock Center. </p> <p> The SOM Chicago office is a different animal from the corporate colossus of the late 1970s, which had hundreds of draftsmen sitting at row after row of parallel desks. The efficiencies promoted by computers (along with fluctuations in the market and a loss of business in Chicago) have shrunk the staff to about 250. At the same time, SOM's modernism has evolved to incorporate today's commitment to sustainable design as well as the freedom from right-angled orthodoxy made possible by the computer. </p> <p> These influences are apparent globally, from Shanghai to Dubai to Brussels, where SOM Chicago designed the under-construction headquarters of the North Atlantic Treaty Organization. Yet the Chicago office's impact is still felt in its home city, as evidenced by the Trump Tower -- not a great building, but certainly a good one, whose luminous steel-and-glass exterior turned out to be better than anyone expected from flashy New York developer Donald Trump. Former Skidmore partner Adrian Smith, who left SOM in 2006 to start his own firm, led the designs for Trump and the upcoming Burj Dubai. </p> <p> SOM Chicago has also distinguished itself in structural engineering, through the innovative work of partner William Baker, and in urban planning, through city-friendly designs of partner Phil Enquist. Perhaps it's a coincidence, but SOM's Chicago offices are in the Santa Fe Building at 224 S. Michigan Ave., the very building from which Burnham conceived the plan that would revolutionize the city. </p> <p> "We've developed a reputation for being able to grapple with projects on a large urban scale," said Jeff McCarthy, the management partner for SOM Chicago. "It begets architecture of importance." </p> <p> </p></div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-83591700573940120652009-12-25T16:21:00.004+07:002009-12-25T16:44:05.483+07:00MENSIASATI GAMBAR KERJADunia konstruksi pada masa yang saya jalani sudah mengenal teknologi komputer sebagai sarana pembantu jalannya pekerjaan. Salah satu yang tersentuh adalah dalam mengolah gambar kerja. Seperti yang telah saya ulas sebelumnya gambar kerja adalah dasar dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan, sehingga kecepatan dan ketepatan gambar kerja menjadi kuncinya.<br />Namun, gaya bekerja dalam menggambar belum berubah (setidaknya dari beberapa pekerjaan yang saya ikuti). Kebiasaan dalam menggambar di atas kertas diterjemahkan langsung ke dalam software. Padahal perkembangan komputer sudah sangat maju, sehingga media komputer bukan lagi sebagai pengganti namun juga dapat digunakan sebagai media pengatur (manage).<br />Beberapa kasus yang sering terjadi adalah :<br />1. Menggambar dalam bidang gambar model, sehingga mulai dari gambar yang berskala kecil hingga besar ada di sana. Lengkap dengan anotasi, dimensi dan notasi lainnya. Sebuah gambar denah di buat dalam media tersebut, kemudian detil yang dikembangkan dari denah tersebut ditarik (dicrop) dari denah dan diperbesar skalanya kemudian dijadikan gambar detil. Lengkap dengan anotasi, notasi dan dimensinya.<br />2. Metode untuk mencetak yang dilakukan oleh metode 1 (satu) di atas adalah dengan menandakan area yang akan diprint, satu demi satu.<br />3. Skala di atur langsung dari dalam model<br />4. Setting cetak di atur kemudian, per satu kali cetakan.<br /><br />Permasalahan yang seringkali terjadi adalah :<br />Ketika mencetak untuk skala yang lebih kecil atau besar, huruf harus disetting ulang, dan berulang<br />Ketika ada editing yang berkaitan mulai dari gambar lay out hingga ke detil, maka gambar yang harus diubah lebih banyak, seperti halnya menggambal di atas kertas<br />Mencetak beberapa gambar harus berulang-ulang, setting perlu di perhatikan kembali setiap kali harus mencetak.<br /><br />Untuk menghindari hal tersebut, saya beserta tim melakukan hal sebagai berikut :<br />1. Sebagai dasar gambar kami tetap menggambar di dalam model. Namun untuk kepentingan pencetakan kami menggunakan lay out, yang sudah kami setting sebelumnya.<br />2. Gambar detil kami lakukan langsung pada gambar lay out, denah atau gambar skala besar yang dijadikan acuan. Sehingga perubahan hanya dilakukan pada satu atau dua gambar saja.<br />3. Dimensi, anotasi, dan notasi dilakukan di lay out.<br /><br />Keuntungan yang kami dapat saat itu adalah kecepatan menggambar kami meningkat dengan mutu gambar yang lebih baik. Ketidaksesuaian gambar bisa kami kurangi, dan pencetakan dilakukan lebih cepat. Selain itu secara tidak langsung kami mencoba untuk memanage file gambar kami.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-73880524786443729672009-12-19T15:59:00.005+07:002009-12-19T16:08:46.613+07:00MENSIASATI BIAYA K3Biaya K3 yang seringkali membengkak adalah biaya pembelian alat K3, penggantian piranti yang hilang oleh para pekerja, dan bengkaknya biaya kebersihan di lapangan. Mengingat hal tersebut selalu terjadi di beberapa lokasi pekerjaan, maka di lokasi ini, kami merencanakan program untuk mensiasati hal ini :<br />1. Kepada Sub Kont dan Mandor atau pihak-pihak ketiga yang bekerja di lingkungan kerja kami, harus mengikuti program k3 sehingga keseragaman pun harus diikuti. Keluhan mengenai biaya harus ditanggung kami coba pecahkan dengan sistem pinjam. Artinya kelengkapan yang kami berikan adalah pinjaman dari kami kepada pihak tersebut yang harus dikembalikan ketika pekerjaan sudah selesai. Dengan pencatatan yang kontinu dan tertulis kami mendata alat yang kami keluarkan. Jika sebelum saatnya sudah hilang/rusak secara semestinya, maka pihak yang menghilangkan/merusak wajib menggantinya baik dengan cara membeli sendiri atau kami belikan dengan dipotong hasil opname. Alat tersebut menjadi milik kami karena yang sebelumnya sudah di hilangkan.<br />2. Untuk penggunaan, maka setiap hari alat tersebut wajib dikembalikan yang jika tidak dilakukan maka menjadi tanggung jawab sang pemegang.<br />3. Untuk kebersihan, maka sebelum pembayaran dilakukan harus ada pernyataan bersama yang mengungkapkan bahwa area kerja mereka sudah bersih dan teratur.<br />4. Ketegasan antar tim dikukuhkan, dengan dukungan penuh pihak manajemen terhadap komitmen ini.<br /><br />Rencana tersebut sesungguhnya dalah pengalam dari pihak lain yang coba kami terapkan di lingkungan kerja kami dengan harapan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-17346792761534305682009-08-12T12:12:00.003+07:002009-08-12T12:16:56.367+07:00SEKELUMIT MENGENAI REVIEW DESIGN DALAM PROYEK<p style="margin-bottom: 0in;">Selama dalam pengerjaan proyek seringkali ditemui pekerjaan-pekerjaan yang harus ditinjau ulang kemudian direncanakan kembali baru dikerjakan oleh pihak kontraktor. Lingkupnya ada yang besar dan juga ada yang kecil. Faktor penyebab perubahan tersebut juga beragam, seperti kondisi alam yang ternyata berbeda dari perkiraan semula, perubahan site semenjak di adakan anwijing sampai dengan serah terima lahan, perubahan struktur karena keinginan untuk efisiensi dan perubahan design karena keinginan pihak owner untuk menghasilkan income lebih dengan menyediakan space yang lebih banyak.</p> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;">Yang terpenting adalah ketika terjadinya perubahan, maka perubahan tersebut sudah harus disetujui oleh pihak yang terkait, seperti MK, Perencana dan Kontraktor, tergantung pada sistem manajemen konstruksi yang berlaku dilapangan. Dokumennya dapat berupa risalah rapat tertulis, gambar skets yang ditandatangani bersama, kemudian digambar ulang secara teknis dan ditandatangani bersama lagi, atau gambar shop drawing yang direvisi bersama. Ke semuanya harus segera ditindaklanjuti dengan meminta surat resmi yang menyatakan perubahan tersebut agar dapat ditagihkan kepada pihak owner. Jika kelengkapan administrasi sudah selesai di susun, segera mengajukan permintaan pekerjaan tambah kepada pihak owner. Penundaan penagihan ini akan berakibat pada buntunya permintaan kerja tambah ini dikarenakan :</p> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in;">Perubahan pejabat yang berwenang, sehingga pejabat yang baru tidak mau atau bahkan tidak menyetujui perubahan tersebut,</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;">Pihak yang sudah menandatangani dipindah atau lupa mengenai perjanjian yang sudah dibuat sehingga tidak mengakui pekerjaan tambah tersebut,</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;">Dokumen di pihak owner tercecer dan kurang menanggapi kerja tambah tersebut atau membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengurusnya pekerjaan tambah tersebut,</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;">Dari pihak kontraktor sendiri ada perubahan struktur organisasi sehingga orang yang bersangkutan sudah pergi dan urutan kejadiannya terputus, akibatnya pada saat negosiasi harga pihak owner dapat dengan mudah menawar lebih rendah dari yang diharapkan,</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in;">Jika baru pada akhir-akhir pekerjaan baru ditagihkan, maka pihak owner cenderung untuk menunda-nunda, atau menggunakan harga yang lama, yaitu pada saat tender dahulu dengan harapan biaya untuk kerja tambah menjadi berkurang,bahkan yang ekstrem adalah membatalkannya, karena pertimbangan sederhananya <i>nothing to loose</i> bagi mereka. Penundaan penagihan kerja tambah ini juga berakibat pada beban biaya yang dihadapi oleh pihak kontraktor, misal pada saat pengerjaan kerja tambah tersebut harga 1 zak semen masih berkisar Rp. 58.000, kemudian pada saat penagihan (hampir 1 tahun kemudian) sudah beranjak menjadi Rp. 68.000. Selisih ini yang cenderung tidak disetujui oleh owner karena alasannya pekerjaan dilakukan pada harga 58.000 padahal untuk mengerjakan kerja tambah tersebut pihak kontraktor menggunakan material dari pekerjaan standar, dan akibatnya kebutuhan material yang sudah diprediksi menjadi bengkak, dan pada saat perubahan harga pihak ketiga menggunakan harga baru, walau sudah menggunakan kontrak payung. Intinya penundaan tersebut berakibat pihak kontraktor harus menanggung biaya <i>time value of money</i>-nya.</p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in;">Pada proyek bangunan gedung, yang seringkali terjadi adalah perubahan design denah bangunan. Perubahan denah ini akan sangat berpengaruh terhadap sistem M/E dan pekerjaan arsitektur-nya seperti pintu, jendela, list, dan pekerjaan-pekerjaan ornamen. Kadangkala, karena pihak perencana tidak lagi mau terlibat dalam proyek tersebut karena satu atau lain hal, maka owner meminta agar kontraktor-lah yang mendesain ulang. Biasanya perubahannya pun tidak mendasar, dan terfokus pada beberapa bagian saja. Jika itu terjadi, disarankan agar memiliki SDM yang benar-benar mampu mendesain, sehingga perubahan dari desain semula jelas dan sistem M/E dapat mengikuti dan jika ragu lebih baik berkonsultasi dengan pihak yang ahli dalam bidangnya, misalnya konsultan arsitektur atau desain interior, jika perubahan adalah berupa desain interior sebuah ruangan. Dengan begitu diharapkan desain yang diusulkan cepat putus, dan dapat memberi keuntungan tambahan bagi pihak kontraktor. Kalau perlu dapat dinegosiasikan mengenai fee untuk desain tersebut, karena pastinya dalam kontrak kerja pihak kontraktor tidak ada pekerjaan untuk mendesain. Selain itu, disarankan agar baru memulai pekerjaan ketika desain yang diusulkan sudah putus dengan bukti penandatanganan bersama dari pihak-pihak yang terkait sebagai bukti <i>de jure</i> adanya perubahan. </p> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;">Pekerjaan tambah bukanlah hal yang tabu, yang penting dilakukan adalah melengkapinya dengan dokumen-dokumen yang berkaitan, tidak menunda-nunda penagihan dan kepastian hukum (terkait dalam kontrak kerja).</p> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in;">Semoga berguna, mohon maaf jika ada yang salah.</p>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-41902749961394534862009-08-12T11:55:00.001+07:002009-08-12T11:57:33.646+07:00HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEKERJAAN DINDING LUAR PREFAB1.Dinding prefab bukanlah benda yang ringan, pastikan pelaksanaan K3 berjalan dengan baik ketika masa pemindahan, pengangkutan dan rection di lokasi yang sudahap harus ditentukan.<br />2.Sekalipun dinding prefab adalah pekerjaan yang dilakukan pada posisi normal, namun kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan tetap dilakukan, terutama pada opening-opening dan ornamen yang terdapat pada dinding tersebut, karena ketika dipasang maka secara bersama-sama semua dinding tersebut akan membentuk pola yang teratur, kalau ada hal yang tidak sinkron akan langsung terasa dan perbaikannya selain sulit akan menelan biaya yang tidak sedikit.<br />3.Sambungan dinding prefab dengan kontruksi utama harus benar-benar sesuai dengan gambar kerja dan ketentuan yang berlaku mengenai sambungan las. Tukang las nya pun harus memiliki keahlian yang benar teruji dan bahkan jika perlu bersertifikat sesuai kebutuhan dari instansi yang dapat dipercaya. Hal ini penting dilakukan karena seperti halnya daun pintu yang bergantung pada engsel untuk menahan bebannya, maka prefab pun bergantung pada sambungan yang dilas tersebut. Pastikan pula materialnya sesuai dengan spesifikasi.<br />4.Celah pertemuan antara prefab dengan struktur utama dan prefab dengan prefab adalah kelemahan sistem ini, oleh karena itu harus diperhatikan khusus mengenai grouting yang dilakukan dan atau sealant-nya. Karena posisinya yang diluar, maka salah satu fungsinya adalah menahan air hujan, maka diharusnya celah tersebut tertutup rapat.<br />5.Pastikan konstruksi utama tempat dinding-dinding tersebut bersandar sesuai dengan gambar kerja, terutama pada pembesian. Mutu beton di area sini pun harus baik, ingatlah bahwa prefab bukanlah barang ringan.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-30982331167219778862009-08-11T09:22:00.003+07:002009-08-11T09:27:15.887+07:00GRC BOARD ALTERNATIF MATERIAL UNTUK DINDING, PLAFOND BAHKAN LISPLANG BANGUNAN<div>Dinding sebagai pemisah ruangan dalam sebuah bangunan dapat dibuat dari berbagai material. Dahulu ada batu yang disusun sedemikian rupa, atau kayu dan juga bambu. Pada masa sekarang ini ada beberapa material baru yang dapat dijadikan alternatif sebagai material untuk membuat dinding. Salah satu material tersebut adalah GRC Board.</div><div>GRC Board adalah material papan yang terbuat semen fiber-glass. Dengan ketebalan bervariasi antara 5 s/d 10 mm, GRC dapat digunakan sebagai dinding partisi, cover kolom bahkan sebagai plafond dalam ruang. Dimensi standar yang dikeluarkan adalah 1220 x 2440. Ada 2 (dua) tipe GRC board yaitu tipe rata, square edge (SE) yaitu GRC board yang memiliki tepi yang rata pada setiap bagiannya dan tipe landai, recessed edge (RE) yaitu GRC yang memiliki tepi landai pada keempat sisinya atau sesuai permintaan. Kelebihan tipe RE adalah dalam aplikasi sistem nat yang tertutup. Dengan tepinya yang landai tipe RE dapat dengan mudah dibuat rata dan ketidakrataan dinding akibat pekerjaan kompon dapat diminimalisir.</div><div>Selain GRC board, ada juga produk fiber flat dimana produk ini dapat digunakan sebagai pengganti triplek sebagai material penutup plafond. Selain dimensi standar, jenis ini memiliki dimensi lainnya agar memudahkan dalam pemasangan yaitu 600 x 1200 mm. Ketebalannya hanya 4 mm.</div><div>Dalam gambar dapat dibaca mengenai data teknis secara detil.</div><div>Seiring dengan isu pemanasan global, serta semakin sulit dan mahalnya bahan bangunan yang terbuat dari kayu, mungkin jenis material ini dapat dijadikan bahan pertimbangan, tentunya tanpa mengorbankan tujuan akhir dari dibuatnya dinding tersebut. Dari paparan yang sudah diadakan, material ini pun dapat difinish sebagaimana dinding dari bata difinish, dicat, pasang wallpaper bahkan dipasang keramik. Untuk kekuatan, tentunya dinding dari material ini mungkin tidak akan sekuat dinding bata konvensional.</div><div>Dengan metode pemasangan rangka yang dapat dibuat dari kayu atau metal zincalume, celah yang terdapat di antara kedua lapisan GRC, dapat diisi dengan instalasi ME bahkan dengan bahan soundproof. Pekerjaan pun akan jauh lebih cepat dilaksanakan.</div><div>Pada kesimpulannya, material ini memiliki beberapa keunggulan yang bisa dipertimbangkan, yaitu :</div><div>1.Waktu pengerjaan yang lebih cepat dan lebih rapi daripada pengerjaan dinding konvensional,</div><div>2.Lebih tahan terhadap kelapukan, rayap dan jamur</div><div>3.Mudah pemasangannya dan juga maintenance pada saat penggantian material yang rusak</div><div>4.Pada saat pengerjaan, lokasi kerja dapat lebih bersih daripada pengerjaan dinding konvensional</div><div>5.Dengan kemudahan dan waktu pengerjaan yang lebih cepat maka berpotensi menghemat biaya konstruksi.</div><div><br /></div><div>Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, keputusan penggunaan material ini dikembalikan lagi kepada tujuan akhir dari pekerjaan. Semoga dapat berguna.</div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-57252153143986411692009-07-02T10:52:00.000+07:002009-07-02T10:58:07.164+07:00USULAN PPN PEMBANGUNAN RUMAH PRIBADI KONTRAPRODUKTIFBisnis Indonesia, Rabu, 1 Juli 2009<br />oleh Achmad Aris<br /><br />Jakarta : DPR mendesak pemerintak untuk menarik usulan pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap kegiatan pembangunan rumah yang dilakukan orang pribadi atau badan karena dianggap kontra produktif dan memberatkan masyarakat.<br />Anggota panitia kerja DPR RUU PPN dan PPnBM Andi Rahmat mengatakan pengenaan PPN atas kegiatan membangun sendiri, yang dilakukan tidak dalam kegaitan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan, akan kontraprodukti f terhadap perekonomian nasional.<br />"Pemerintah sudah mengenakan PPN untuk barangnya [bahan bangunan] seperti semen bahkan akan ada yang dikenai cukai. Jadi biaya bikin rumah sudah mahal sehingga jangan dibikin mahal lagi lah," katanya di Jakarta, kemarin.<br />Dia menuturkan sejauh ini pemerintah masih berkeinginan memungut PPN atas kegiatan membangun sendiri dengan memberikan batasan mengenai kegiatan membangun rumah sendiri yang dapat dikenai PPN.<br />"<span style="color: rgb(51, 51, 255);">Pemerintah mengusulkan batasan nilai pembangunan yaitu di atas Rp. 1 Miliar baru dikenai PPN.</span>"<br />Menurut Andi, sangat sulit untuk membuat batasan harga pembangunan karena umumnya tingkat inflasi di industri properti cenderung naik setiap tahunnya.<br />"Kami bilang bahaya kalau pakai patokan karena faktanya orang kaya itu bangun rumahnya menggunakan jasa kontraktor, sedangkan yang bangun sendiri itu kebanyakan justru rakyat kecil."<br />Pengamat perpajakan dari Tax Center UI Darussalam menilai pengenaan PPN atas kegiatan membangun sendiri merupakan kebijakan yang tidak tepat.<br />Selain itu, lanjutnya, pada dasarnya pihak yang membangun sendiri bukan berarti tidak kena PPN, melainkan sebenarnya sudah terkena PPN pada saat membeli bahan bangunan.<br />Di tempat terpisah, Direktur Perpajakan I Ditjen Pajak Sjarifuddin Alsah mengungkapkan sejauh ini pemerintah masih pada posisi semula yaitu tetap ingin mengenakan PPN atas kegiatan membangun sendiri.<br />"Sejauh ini posisi pemerintah masih sesuai dengan RUU Ampresnya. Alasannya untuk kesetaraan," jawabnya singkat.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-83163552961318628072009-03-07T19:00:00.002+07:002009-03-07T19:18:08.431+07:00KOLOM PRAKTIS PRECAST<div style="text-align: justify;">Kolom praktis umumnya digunakan sebagai konstruksi untuk membantu berdirinya sebuah dinding bata/batako. Aplikasinya dengan cara mencetaknya langsung pada lokasi. Namun, pada suatu kasus mencetak kolom praktis dengan metode konvensional tersebut membutuhkan waktu lebih lama daripada biasanya yang dapat disebabkan karena bentuk kolom praktis yang harus mengikuti bentuk dinding yang inginkan.<br />Salah satu kasusnya adalah kolom praktis pada pintu utama yang memiliki ketebalan yang 'nanggung'. Dalm hal ini artinya adalah bahawa jika dilakukan konstruksi seperti halnya dalam gambar kerja maka akan tidak efisien karena terdapat celah kurang lebih 20 cm di antara kolom pratis yang memiliki dimensi 7,5 x 7,5 cm. Sehingga dipilihlah metode baru yang diharapkan lebih mempercepat pekerjaan, yaitu membuat kolom praktis secara precast.<br />Seperti halnya produk precast lainnya, kolom ini dibuat di luar area kerja untuk kemudian dipasang pada lokasi yang sudah ditentukan. Tahap pertama, tentu saja dengan membuat cetakannya terlebih dahulu. Karena posisinya yang terlentang, maka membuat bekisting menjadi lebih mudah. Karena areanya adalah beton plat yang relatif rata sehingga untuk bagian bawah hanya digunakan terpal atau plastik cor sebagai bodeman-nya. Kemudian setelah selesai, besi sebagai tulangannya dipakai. Kaedah yang dipakai sama saja seperti pekerjaan beton lainnya. Setelah itu kolom siap di cor.<br />Setelah selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah mendirikan kolom pada lokasi yang sudah ditentukan. O iya...karena bobotnya yang tidak ringan, maka sebaiknya dipilih lokasi pengerjaan yang tidak jauh dari lokasi pemasangan. Dibutuhkan sekurangnya empat orang untuk menngangkat kolom praktis dengan dimensi 7,5 cm x 60 cm x 2 m. Di sisi bawah, kolom dihubungkan dengan stek besi yang ditanam ke plat beton kemudian diberi epoxy resin. Sedangkan yang atas di hubungkan dengan stek besi kolom dan stek besi plat. Setelah berdiri bagian atas dan bawah yang memiliki celah digrout dengan adukan cor kolom praktis.<br />Jika kolom praktis seperti ini dilaksanakan dengan metode konvensional, maka dapat membutuhkan waktu 1 minggu (7 hari) untuk melengkapi satu lantai, namun dengan metode ini dapat dipersingkat menjadi 4-5 hari.<br /><span style="font-size:78%;">*berdasarkan pengalaman di sebuah proyek di Jakarta</span><br /></div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-28662255234917913742009-02-28T13:05:00.002+07:002009-02-28T13:24:27.102+07:00PRODUK DARI MU UNTUK KONTRUKSIBerikut adalah jenis produk MU untuk berbagai keperluan yang informasinya disarikan dari materi pemasaran dari MU sendiri.<br /><br />1. MU 300.<br /> Kegunaan : perekat pasang batu bata atau bata ringan<br /> Kemasan : 40 Kg<br /> Daya sebar : Bata merah : kurang lebih 1,25 m2/zak (40Kg)/10 mm (tebal siar)<br /> Bata ringan : kurang lebih 3,5 m2/zak/10 mm<br /><br />2. MU 200<br /> Kegunaan : acian plesteran beton (beton eksposed)<br /> Kemasan : 5 Kg dan 40 Kg<br /> Daya sebar : kurang lebih 20m2/zak (40 Kg) /1,5 mm (tebal plesteran/acian)<br /><br />3. MU 380<br /> Kegunaan : perekat bata ringan atau beton ringan<br /> Kemasan : 5 dan 40 Kg<br /> Daya sebar : Bata ringan tebal 10 cm : 10m2/zak (40 Kg)/3 mm<br /> Bata ringan tebal 7,5 cm : 16 m2/zak/3 mm<br /><br />4. Mu 270<br /> Kegunaan : acian warna putih<br /> Kemasan : 25 Kg<br /> Daya sebar : 8,5 m2/zak (25 Kg)/ 2 mm<br /><br />5. MU 301<br /> Kegunaan : Perekat untuk pemasangan bata merah dan pasang plesteran<br /> Kemasan : 10 dan 40 Kg<br /> Daya sebar : Bata merah : 1,25 m2/zak (40 kg)/ 10 mm (siar)<br /> Plesteran : 1,9 m2/zak (40 Kg)/10 mm<br /> Bata ringan : 3,5 m2/zak/10 mm<br /> Plesteran : 2,1 m2/zak/10mm<br />6. MU 400<br /> Kegunaan : Perekat keramik dinding<br /> Kemasan : 5 dan 25 Kg<br /> Daya sebar : 5 m2/za k (25 kg)/ 3 mm (tebal perekat)<br /><br />7. MU 440<br /> Kegunaan : Perata lantai, atau penambah ketinggian permukaan lantai<br /> Kemasan : 40 Kg<br /> Daya sebar : 1,2 m2/zak/ 20 mm (ketebalan screed)<br /><br />8. MU 480<br /> Kegunaan : Perekat keramik di atas keramik<br /> Kemasan : 5 dan 25 Kg<br /> Daya sebar : 5 m2/zak (25)/3 mm<br /><br />masih ada beberapa tipe lainnya untuk kegunaan yang beragam pula.Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-85485024118135995352009-02-04T19:28:00.007+07:002009-02-04T19:48:08.000+07:00Scaffolding<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfW1NaeXyqzMbrSWgLKOtGOjeyp2kml3OlpdskQr2pWit_kNJGI05diDHpebyOHM4L_DV6uNytNT4UEw3fJBd3OiJpj9NCjp3mL6xo5ihvPVmOEANd4ovy6yKjtv_COf6seCom0VwZuuJe/s1600-h/Bagian+Scaffolding.bmp"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 275px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfW1NaeXyqzMbrSWgLKOtGOjeyp2kml3OlpdskQr2pWit_kNJGI05diDHpebyOHM4L_DV6uNytNT4UEw3fJBd3OiJpj9NCjp3mL6xo5ihvPVmOEANd4ovy6yKjtv_COf6seCom0VwZuuJe/s400/Bagian+Scaffolding.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5298922226842543714" border="0" /></a>Scaffolding adalah alat bantu yang digunakan sebagai penopang semenatara sebelum struktur utama selesai dan siap digunakan. Berikut adalah ilustrasi bagian-bagian dari scaffolding.<br /><br /><br />Notes :<br />U Head sangat tidak dianjurkan untuk digunakan di bagian bawah sebab akan merusak U Head-nya. Jika sudah rusak sulit untuk mengembalikannya seperti semula.<br /><br />Bagian U Head dan Jack Base di atur ketinggiannya.</div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-64242615856088101102009-02-04T09:56:00.003+07:002009-02-04T10:41:06.904+07:00Material : Tangga Precast<div style="text-align: justify;">Seperti halnya dinding prefab dan lisplang precast, tangga precast dibuat terlebih dahulu di luar area kerja untuk kemudian dipasang. Namun kerumitan pekerjaan pembuatan di luar area kerja ini maka pembuatan tangga ini diserahkan pada subkontraktor yang sudah ahli dalam membuat tangga precast.<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_R1J8lGlIB7Z4hWNyPkWnICap_pR3yWLU53lXXtviBy67O1xVOj3Nol-0DlE2hHSQ6OkbHDqglKERdO8qyU_4PN5GCE4q1eDho6zZqNbFWncmdpC3uwqwPC16ABsWyHsZIPVDus7jKwhk/s1600-h/100_0363.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 128px; height: 171px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_R1J8lGlIB7Z4hWNyPkWnICap_pR3yWLU53lXXtviBy67O1xVOj3Nol-0DlE2hHSQ6OkbHDqglKERdO8qyU_4PN5GCE4q1eDho6zZqNbFWncmdpC3uwqwPC16ABsWyHsZIPVDus7jKwhk/s200/100_0363.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5298781847479517186" border="0" /></a>Tangga precast yang sudah jadi akan dikirim ke lapangan dengan menggunakan flatbed tronton yang dapat mengangkut 4 tangga precast ini sekaligus. Namun, karena material ini dibuat diluar area proyek dan cukup besar sehingga untuk memindahkannya akan membutuhkan waktu yag biaya tambahan maka perlu diperhatikan kualitas materialnya, kesesuaian dengan gambar dan jenisnya sehingga ketika ditemukan ketidaksesuaian, lebih baik untuk tidak diturunkan dan dibawa lagi ke pabriknya.<br /><br />Dalam proses pemasangannya perlu diperhatikan kesesuaian dengan gambar agar tidak terbalik. Selain itu, kemiringan, pertemuan dengan finish plat lantai dan pertemuan plat bordes antara tangga precast perlu diawasi dengan baik. Penyetelan pemasangan tangga precast menggunakan tuckle.<br />Karena fisiknya yang besar dan berat, maka dalam prosesnya pun diperlukan pengamanan yang baik sehingga dapat dihindari kecelakaan kerja dan atau rusaknya tangga karena proses ini. Diperlukan dua orang komunikator yang bertugas di lokasi yang berbeda untuk membantu operator crane ketika mengangkat tangga tersebut. Satu orang berada di bawah di lokasi penyimpanan tangga, dan satu orang berada di atas di lokasi pemasangan. Keduanya harus dilengkapi dengan sarana komunikasi.<br /><br />Notes :<br />Jauh sebelum pemasangan dilakukan, ketika dalam pelaksanaan pekerjaan struktur, area yang akan dipasang tangga perlu diberi perhatian khusus dalam pembesiannya dan mutu pengecoran karena bobot tangga precast ini lebih dari 1,5 ton.<br />Selain itu area penyimpanan tangga ini pun perlu memperhitungkan daya jangkauan crane.<br /></div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-76472432535461006542009-02-03T18:55:00.005+07:002009-02-03T19:40:01.794+07:00Material : Lisplang Precast<div style="text-align: justify;">Yang dimaksud dengan lisplang precast adalah lisplang yang dibuat terlebih dahulu di luar area kerja untuk dipasang kemudian. Lisplang ini sendiri adalah ornamen yang berfungsi menutupi bagian struktur yang letak di bagian atas, umumnya atap. Namun pada beberapa bangunan lisplang ini dapat pula menjadi dudukan struktural bagi bagian bangunan lainnya. Misalnya lisplang balkon yang terdapat dalam sebuah apartemen. Bagi unit di bawah, lisplang tersebut memperindah bagian atasnya. Namun bagi unit yang di atas, lisplang tersebut adalah dudukan bagi railing balkon, sehingga kekokohan railing tersebut bergantung pada kekuatan lisplangnya.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMXTYHS2c-ozJskxreecaC1lrUgNb0jy3FFn8kTkqSAQPcf8I_o1liCDbwNSE5qBxHk7xO-m6sNnNYgR-tsVECTz9pr39DjCg2ATrtiiJyK3NiufbVsFqSgianhqtdz5jXEdaxlFa1Sb_0/s1600-h/SSA50791.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMXTYHS2c-ozJskxreecaC1lrUgNb0jy3FFn8kTkqSAQPcf8I_o1liCDbwNSE5qBxHk7xO-m6sNnNYgR-tsVECTz9pr39DjCg2ATrtiiJyK3NiufbVsFqSgianhqtdz5jXEdaxlFa1Sb_0/s200/SSA50791.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5298549733259947074" border="0" /></a>Untuk jenis lisplang yang seperti ini, maka lisplang sudah harus dianggap sebagai elemen struktur dan kekuatan harus diperhitungkan. Metode pengerjaannya dapat dilakukan secara konvensional, dengan menggunakan bekisting yang ditopang oleh perancah yang sedemikian rupa kemudian dilakukan pembesian dan dicor. Namun, selain itu dapat pula dilakukan dengan cara precast. Apalagi jika jumlah lisplang yang harus dikerjakan jumlahnya sangat banyak.<br /><br />Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat cetakannya. Material yang digunakan adalah material yang tahan lama. Salah satunya adalah baja. Dalam membuat cetakan, dengan mengamati gambar yang diberikan, dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe. Penggolongan ini mempermudah dalam pengerjaan dan kontrol produksi, juga dapat memperhitungkan jumlah material bekisting yang dibutuhkan untuk dilakukan langkah efisiensi.<br /><br />Kemudian setelah cetakan tersebut jadi, bagian dalamnya dilumuri minyak solar agar adukan beton tidak lengket dan hasil cornya rata (mulus). Setelah itu dilakukan pembesian. Seperti halnya dalam pembuatan dinding prefab, harus diperhatikan embeded yang terpasang baik jumlahnya, mutunya juga sambungannya terhadap besi utama. Begitu juga hook untuk mengangkat precast nantinya. Perhatian lebih harus diberikan pada embeded karena nantinya lisplang ini akan bergantung pada kekuatan embeded dan sambungannya ke besi utama ( karena posisinya gantung ). Lisplang ini nantinya akan dipasang dengan posisi menjepit plat struktur yang sudah ada, maka cek pula jarak antara embeded atas dengan embeded bawah. Jaraknya tidak boleh terlalu lebar dibandingkan dengan tebal plat struktur.<br /><br />Setelah semua besi terpadang, beri styrofoam pada bagian yang semestinya tidak boleh kena cor, seperti embeded dan hook. Setelah itu lisplang siap dicor.<br /><br />Setelah lisplang mencapai umurnya (sepertinya pada beton), kemudian diangkat dan diletakkan pada lokasi pasca produksi. Di lokasi ini nantinya lisplang diperbaiki lagi kemudian diberi sealer setelah itu diangkat dan dipasang pada lokasi yang sudah ditentukan. Bagian yang diberi styrofoam, dibersihkan kemudian bekasnya dibersihkan. Peletakan lisplang ini harus diberi kayu dahulu untuk mencegah rusaknya lisplang karena benturan dengan alasnya ketika dalam proses pengangkatan.<br /><br />Pengecekan terakhir dilakukan terutama pada lisplang bagian luar, karena jika bagian ini yang rusak maka akan sulit untuk memperbaikinya. Kemudian dengan menggunakan bantuan crane lisplang diangkat dan diletakkan pada posisinya. Untuk penyesuaian posisi digunakan tuckle. Sambungan antara precast dengan plat di las. Perhatikan vertikalitas dan horisontalnya ketika memasang, juga jarak balkon. Perhatikan gambar finish dan bandingkan dengan markingan yang tersedia. Finishing perlu dilakukan untuk menutup lubang sambungan tadi dan hook yang digunakan untuk mengangkat lisplang tadi.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">Notes :</span><br />Selain di sisi precastnya, yang perlu diperhatikan juga adalah kekuatan struktur dari plat dimana precast tersebut menempel baik pembesian maupun pengecorannya. Selain itu perlu diberikan perhatian lebih pada perletakan embeded serta sambungannya ke tulangan utama, karena itulah kunci kekuatan precast yang akan dipasang.<br /><br /><br /></div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4731352305819251865.post-30879625313089643532009-01-29T16:18:00.007+07:002009-02-04T11:14:18.318+07:00Gambar-Gambar Konstruksi<div style="text-align: justify;">Sebelum masa pembangunan, sebuah bangunan gedung akan melalui tahap perencanaan. Sebagai alat komunikasinya digunakanlah gambar-gambar yang memberikan ilustrasi tentang gedung tersebut nantinya. Selain untuk menampilkan wujud fisik bangunannya, gambar-gambar ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan struktur bangunan dan sistem utilitas di dalamnya sehingga selain bangunan tersebut terlihat indah, juga aman dan nyaman untuk ditempati.<br />Semakin rumit wujud dan fungsi bangunan, maka akan semakin banyak gambar yang dibutuhkan sehingga memudahkan dalam pelaksanaan konstruksi nantinya.<br />Selama proses perencanaan hingga selesainya pekerjaan, dikenal beberapa jenis gambar, yaitu :<br /><br />1. Gambar <span style="font-weight: bold;">PERENCANAAN</span><br /> Adalah gambar yang dihasilkan dari pemikiran dari para perencana seperti arsitek, engineer struktur, mekanikal dan elektrikal. Gambar perencanaan merupakan imajinasi dari para perencana yang digunakan sebagai alat komunikasi dengan pemilik pekerjaan sehingga pemilik pekerjaan dapat mengetahui sejauh mana bangunan yang direncanakan tersebut memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Karena itu gambar perencanaan akan mengalami banyak perubahan hingga pada tahap yang sudah disepakati bersama atau bahkan hingga pemilik menemukan keinginannya. Gambar perencanaan belum memiliki detil yang cukup hingga layak untuk dijadikan acuan dalam proses pembangunan.<br /><br />2. Gambar <span style="font-weight: bold;">TENDER</span><br /> Gambar tender adalah gambar yang digunakan sebagai acuan dalam perhitungan volume pekerjaan dalam proses pemilihan kontraktor. Gambar ini sudah lebih detil dari gambar perencanaan. Ukuran-ukuran penting sudah tertera dengan jelas, gambar-gambar pelengkap sudah tersedia, acuan-acuan untuk pembangunan juga sudah diberikan. Tujuannya adalah menunjang perhitungan yang cermat sesuai dengan spesifikasi yang diminta. Gambar ini mengikat terhadap penawaran yang sudah diberikan dan menjadi acuan terhadap klaim dalam tahap selanjutnya.<br /><br />3. Gambar <span style="font-weight: bold;">KONSTRUKSI</span><br /> Tahap selanjutnya setelah pemilihan kontraktor adalah memulai pembangunan (konstruksi). Untuk itu gambar ini diluncurkan, yang isinya adalah penyempurnaan dari gambar tender. Penyempurnaan ini terjadi karena pada masa tender adakalanya antara uraian pekerjaan, spesifikasi teknis dan gambar terdapat perbedaan. Setelah disepakati pada saat tender (terangkum dalam berita acara rapat klarifikasi) maka perubahan yang terjadi dituangkan dalam gambar konstruksi ini. Gambar ini kemudian menjadi acuan bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan dan menjadi dasar juga untuk pelaksanaan yang dilimpahkan pada pihak ketiga.<br /><br />4. Gambar <span style="font-weight: bold;">KERJA (Shop Drawing)</span><br /> Agar hasil pembangunan nantinya tidak berbeda dari yang sudah direncanakan maka pihak kontraktor membuat gambar ini yang isinya sudah jauh lebih detil dari jenis gambar sebelumnya (gambar konstruksi). Ukuran-ukuran sudah diberikan hingga detil, memperjelas hasil yang diinginkan. Detil material yang akan digunakan sudah dicantumkan (sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan). Acuan-acuan pekerjaan juga sudah dicantumnya. Intinya gambar ini dibuat sejelas mungkin sehingga pelaksana pekerjaan (mandor, tukang) dan pengawas (pelaksana, quality control) mengerti hasil yang diinginkan dan tidak mebuat perubahan dari gambar konstruksi sudah diberikan di tahap sebelumnya. Gambar kerja ini sebelum digunakan di lapangan harus mendapatkan persetujuan dari perwakilan dari pemilik pekerjaan di lapangan (direksi pengawas) dengan acuan adalah gambar konstruksi. Jika ternyata ada perbedaan yang harus dilakukan di lapangan maka direksi pengawas harus membubuhkan penyataan perubahan dan diberi tandatangan di atas gambar yang dimaksud. Catatan-catatan dan dokumentasi lainnya akan menjadi acuan dalam pembuatan As Built Drawing nantinya.<br /><br />5. Gambar <span style="font-weight: bold;">JADI (As Built Drawing)</span><br /> Adalah gambar final dari bangunan gedung yang sudah selesai dilaksanakan. Gambar ini dibuat oleh kontraktor sebagai pertanggungjawaban atas pekerjaan yang sudah dilakukan dan akan digunakan oleh pemilik bangunan sebagai acuan dalam melakukan perawatan nantinya. Gambar ini memuat informasi dalam gambar kerja ditambah catatan-catatan perubahan di lapangan.<br /><br />Bisa terjadi beberapa jenis gambar di atas dihilangkan dengan alasan untuk menghemat waktu dan biaya, tergantung pada perjanjian yang dilakukan antara pemilik pekerjaan dengan kontraktor, misalnya pada jenis pekerjaan <span style="font-style: italic;">design and built</span>. Penggunaan gambar-gambar ini dimaksudkan agar hasil pelaksanaan sesuai dengan keinginan pemilik dan dengan biaya dan waktu yang sudah diperkirakan sebelumnya.<br /><br /><span style="font-size:78%;">*Adalah hasil pengamatan dan pengalaman pada beberapa proyek. Istilah-istilah diambil dari komunikasi yang terjadi di lapangan. </span></div>Anom Kurniahttp://www.blogger.com/profile/13303082941421593333noreply@blogger.com2