Kolom praktis umumnya digunakan sebagai konstruksi untuk membantu berdirinya sebuah dinding bata/batako. Aplikasinya dengan cara mencetaknya langsung pada lokasi. Namun, pada suatu kasus mencetak kolom praktis dengan metode konvensional tersebut membutuhkan waktu lebih lama daripada biasanya yang dapat disebabkan karena bentuk kolom praktis yang harus mengikuti bentuk dinding yang inginkan.
Salah satu kasusnya adalah kolom praktis pada pintu utama yang memiliki ketebalan yang 'nanggung'. Dalm hal ini artinya adalah bahawa jika dilakukan konstruksi seperti halnya dalam gambar kerja maka akan tidak efisien karena terdapat celah kurang lebih 20 cm di antara kolom pratis yang memiliki dimensi 7,5 x 7,5 cm. Sehingga dipilihlah metode baru yang diharapkan lebih mempercepat pekerjaan, yaitu membuat kolom praktis secara precast.
Seperti halnya produk precast lainnya, kolom ini dibuat di luar area kerja untuk kemudian dipasang pada lokasi yang sudah ditentukan. Tahap pertama, tentu saja dengan membuat cetakannya terlebih dahulu. Karena posisinya yang terlentang, maka membuat bekisting menjadi lebih mudah. Karena areanya adalah beton plat yang relatif rata sehingga untuk bagian bawah hanya digunakan terpal atau plastik cor sebagai bodeman-nya. Kemudian setelah selesai, besi sebagai tulangannya dipakai. Kaedah yang dipakai sama saja seperti pekerjaan beton lainnya. Setelah itu kolom siap di cor.
Setelah selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah mendirikan kolom pada lokasi yang sudah ditentukan. O iya...karena bobotnya yang tidak ringan, maka sebaiknya dipilih lokasi pengerjaan yang tidak jauh dari lokasi pemasangan. Dibutuhkan sekurangnya empat orang untuk menngangkat kolom praktis dengan dimensi 7,5 cm x 60 cm x 2 m. Di sisi bawah, kolom dihubungkan dengan stek besi yang ditanam ke plat beton kemudian diberi epoxy resin. Sedangkan yang atas di hubungkan dengan stek besi kolom dan stek besi plat. Setelah berdiri bagian atas dan bawah yang memiliki celah digrout dengan adukan cor kolom praktis.
Jika kolom praktis seperti ini dilaksanakan dengan metode konvensional, maka dapat membutuhkan waktu 1 minggu (7 hari) untuk melengkapi satu lantai, namun dengan metode ini dapat dipersingkat menjadi 4-5 hari.
*berdasarkan pengalaman di sebuah proyek di Jakarta
Salah satu kasusnya adalah kolom praktis pada pintu utama yang memiliki ketebalan yang 'nanggung'. Dalm hal ini artinya adalah bahawa jika dilakukan konstruksi seperti halnya dalam gambar kerja maka akan tidak efisien karena terdapat celah kurang lebih 20 cm di antara kolom pratis yang memiliki dimensi 7,5 x 7,5 cm. Sehingga dipilihlah metode baru yang diharapkan lebih mempercepat pekerjaan, yaitu membuat kolom praktis secara precast.
Seperti halnya produk precast lainnya, kolom ini dibuat di luar area kerja untuk kemudian dipasang pada lokasi yang sudah ditentukan. Tahap pertama, tentu saja dengan membuat cetakannya terlebih dahulu. Karena posisinya yang terlentang, maka membuat bekisting menjadi lebih mudah. Karena areanya adalah beton plat yang relatif rata sehingga untuk bagian bawah hanya digunakan terpal atau plastik cor sebagai bodeman-nya. Kemudian setelah selesai, besi sebagai tulangannya dipakai. Kaedah yang dipakai sama saja seperti pekerjaan beton lainnya. Setelah itu kolom siap di cor.
Setelah selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah mendirikan kolom pada lokasi yang sudah ditentukan. O iya...karena bobotnya yang tidak ringan, maka sebaiknya dipilih lokasi pengerjaan yang tidak jauh dari lokasi pemasangan. Dibutuhkan sekurangnya empat orang untuk menngangkat kolom praktis dengan dimensi 7,5 cm x 60 cm x 2 m. Di sisi bawah, kolom dihubungkan dengan stek besi yang ditanam ke plat beton kemudian diberi epoxy resin. Sedangkan yang atas di hubungkan dengan stek besi kolom dan stek besi plat. Setelah berdiri bagian atas dan bawah yang memiliki celah digrout dengan adukan cor kolom praktis.
Jika kolom praktis seperti ini dilaksanakan dengan metode konvensional, maka dapat membutuhkan waktu 1 minggu (7 hari) untuk melengkapi satu lantai, namun dengan metode ini dapat dipersingkat menjadi 4-5 hari.
*berdasarkan pengalaman di sebuah proyek di Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar